Ketika langit dan bumi tidak lagi kompromi
saat hujan hujatan membanjirkan caci maki
dan membobol tanggul-tanggul etika
memporak-porandakan bangunan kerukunan
dari kota-kota sampai ke desa-desa
dan hawa dingin pun membekukan rasa iba
kau muncul tiba-tiba
di ujung cakrawala
Jaran Dawuk...Jaran Dawuk
ringkikmu kudengar
sukmaku menggeletar
Jaran Dawuk...Jaran Dawuk
derap langkah kaki tegarmu
merangsang denyut nadi
dan memicu
dan memacu
birahi seniku
Jaran Dawuk...Jaran Dawuk
ketika kau tunjukkan ketangkasanmu
birahi yang kupendam tak tertahankan lagi
segera kusenggamai situasi
dan lahirlah bayi- bayi puisi
yang berteriak atas keadilan
yang terinjak
yang menjerit atas kebenaran
yang terjepit
Jaran Dawuk...Jaran Dawuk
hendak ke manakah engkau berlari
Bumi dan langit manakah yang hendak kau singgahi
Jaran Dawuk....Jaran Dawuk
Siapakah yang menunggangi pungungmu kini
Jaran-Dawuk...Jaran Dawuk
adakah suatu ketika kita bertemu di padang damai
merumput bersama hijau gurih rahmat ILLAHI
Ngadirejo, 27 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar