Jumat, 22 Juli 2011

Mengenal Puisi Rima Pola 4444

Mengenalkan Puisi Sanjak Rima Pola Tuang 4444 ala lifespirit

Ragam karya sastra baik puisi, prosa,sajak, dst, akan kian membuka pintu kreasi bagi penggiat sastra,pecinta sastra dan atau pencipta karya sastra itu sendiri. Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang dalam estetika bahasa pun estetika maknanya mampu memicu olah rasa piker penghayat dalam menggali kedalaman pesan pun makna yang tersemat pada tubuh karya tersebut secara utuh.



Tumbuh kembang seni sastra puisi dari zaman ke zaman senantiasa melahirkan tekhnik-tekhnik dalam kepenulisan karya puisi dan atau sajak, seperti halnya lahirnya tekhnik-tekhnik baru dalam penulisan prosa, baik itu yang benar-benar baru, maupun tekhnik yang merupakan sempalan dari pola-pola tuang yang sudah ada sebelumnya. Dan memang harus seperti itu adanya agar seni sastra kian kaya ragam serta tidak jalan di tempat (Kalau tidak boleh dikatakan “Menjemukan”).



Berbicara mengenai pola tuang dalam berkarya cipta puisi atau sajak, saya termasuk salah satu orang yang tidak mau terikat pada salah satu medium tuang karya ( walau beberapa orang berpendapat bahwa dengan satu medium tuang akan memperkokoh identitas pengkarya cipta di mata penikmat baca/penghayat ), tapi saya punya alasan pribadi untuk itu, yang mana hal ini berkaitan dengan kenyamanan saya dalam berkarya cipta sehingga dengan begitu saya pribadi berharap bisa menyampaikan idea tema dengan maksimal.



Dan boleh dikata dari ketidak konsistenan pola tuang yang saya pakai dalam menghasilkan karya cipta puisi,sajak,sair dst itulah pada akhirnya simpul kreatif saya terulik untuk menciptakan suatu karya puisi dengan pola tuang sanjak rima berpeluk 4444.



Puisi dengan pola tuang 4444 ini saya ciptakan atas dasar ketertarikan saya pada karya sastra puisi/sajak/syair/pantun yang berbasis akar budaya tanah leluhur yang kita cintai. Berawal dari sana saya tergelitik untuk membuat puisi sanjak rima dengan aturanyang boleh dikata tak lazim, karena pola ini terdiri dari serangkaian tautan kalimat yang per kalimatnya hanya terdapat 4 huruf pada kata/kalimat ( kata dasar ) ; 4 huruf dalam satu kata/kalimat, namun dalam satu kesatuan utuh tubuh karya, dan harus tetap memenuhi unsur sajak baik secara estetika bahasa pun secara estetika pesan/makna.



Sekali lagi perlu saya tekankan di sini, bahwasanya acuan dasar dari pola 4444 adalah sajak rima sastra akar leluhur, Namun begitu pada karya ini (yang selanjutnya saya sebut sebagai puisi pola 4444, lebih menitik beratkan pada jumlah huruf pada kata dan jumlah kata pada baris serta jumlah baris pada bait. Sedang saya pergunakan rima berpeluk semata untuk mendapatkan efec rima (metrum) saat dibaca. Satu lagi pada bacaan puisi pola 4444 dengan rima berpeluk. Pembaca akan mendapatkan efek gema. seakan kita ditarik lagi pada bunyi akhir awal bait. tarikan rima di baris awal bait dengan bunyi rima akhir dibaris akhir pada bait yang sama menciptakan suatu arus gravitasi kata dan atau gravitasi bahasa yang berseakan memantul dan menimbulkan bunyi yang bergema. Contoh: perhatikan efek gema yang ditimbulkan oleh rima yang saya beri tanda ( ) di bawah ini :



Pada jiwa yang la(ut)

Arah tuju pada niat

Bila luka kamu Ikat

Suka cita akan ik(ut)



Ahai! Loba bola ma(ta)

Elok nian kamu nona

Akal bisa jadi lena

Bara bisa jadi ka(ta)



Jadi dalam penggunaan rima tidak boleh asal mengejar bunyi saja, dalam pengertian "mengejar bunyi" yang saya maksudkan di sini, yaitu tidak hanya sekedar mencari kesamaan rima di akhir kalimat saja, padahal secara bentukan alur baris dan atau antar barisnya tidak saling terkait maksud/makna, jadi di sini yang saya maksudkan jangan hanya mengejar bunyi rimanya sahaja. Dan mengenai asonansi; perulangan bunyi vokal dalam deretan kata dan atau penggunaan aliterasi ; pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan, tidak mesti harus, yang pasti dasar pemikiran penciptaan karya ini sesuai dengan yang saya katakan diatas mengacu dari pola tuang sastra melayu pujangga lama tidak menyimpang dari pola rima berpeluk/berpaut, dan yang pasti tidak menyimpang aturan pola 4444.





Perihal jumlah huruf pada kata, akhirnya saya juga mendapati suatu kemungkinan baik atas elastisitas bahasa, dimana untuk kata tunjuk tempat adalah suatu hal yang mempunyai sifat khusus pada makna suatu kalimat bila tidak disertakan: di,ke, sehingga tidaklah mengapa bila lebih satu kata, bila kata tersebut merupakan satu kesatuan makna pada kata terkait. (di,ke). Hal ini berlaku juga untuk sesuatu kalimat/kata yang walau lebih dari 4 huruf dalam satu kalimat/kata,masih bisa di tolerir, Bilamana Ianya, kata/kalimat tersebut menunjukan dan atau merupakan nama suatu tempat, misal: Negara;Masjid;Gereja;Pura;Vihara dst.



Dan pada akhirnya, semoga puisi pola 4444 ini tidak memberi dampak negative bagi tumbuh kembangnya sastra tanah air, namun justru saya berharap pola tuang sanjak rima 4444 ini memberi inspirasi walau sekiranya hanya serupa titik bagi penggiat sastra tanah air dan atau pecinta sastra dalam membawa sastra ke puncak ketinggian bahasa. Insyaallah. Amin3x



KUMPULAN PUISI POLA 4444



1) Sang Naga





Naga emas para Dewa

Liuk laun naik ke mega

Suci laku suci kata

Budi baik arak jiwa



Hong! fana pada akar

Inti kata pada arti

Bila tahu laba rugi

Jauh l dari aku ular



Pada bayu, kata Naga

Kamu Hong saya nari

Saya nepi jika duri

Fana, rugi atau laba?



Bila hati satu rasa

Hari hari luah suka

Lupa lara juga duka

Tuan, Nona, ikat kala



______________________________

@Imron Tohari _ lifespirit 8 July 2011





2) Yang Satu

: Prof. Dimas Arika Miharja





Ayah, pada laku usia

Usai baca duka hati

Budi, ilmu pada arti

Atma baik sepi luka



Kata ayah, akal fana

Kala kita haus ilmu

Biar jauh dari semu

Buka luas mata jiwa



Ayah, pada saat pilu

Kamu ikat luka lara

Kamu tata suka cita

Agar hati jadi padu



Kata ayah, umur, saru

Kini pada sisa usia

Bila bila tiba masa

Puja puji pada Satu



__________________________________

@ Imron Tohari _ lifespirit rev.5 July 2011









3) Pada Lima



Kala pati dera jiwa

Akal budi jadi mati



Bila haus puja puji

Hati buta mati rasa



Bila umat taat adat

Jauh cela jauh dosa

Biar raya biar jaya

Jaga niat yang kuat



Hayo kita sama laju

Ajak mata juga atma

Jaga tata pada lima

Pada niat yang Satu



Agar jauh duka lara

Laku baik saka diri

Bila padu visi misi

cita cita luah suka



( lifespirit 2009 rev. 5 July 2011 )





4) Ohai!





Pada jiwa yang laut

Arah tuju pada niat

Bila luka kamu Ikat

Suka cita akan ikut



Ahai! Loba bola mata

Elok nian kamu nona

Akal bisa jadi lena

Bara bisa jadi kata



Tapi, bila baik iman

laku diri akan taat

Pada tuju kian giat

Hari hari elok nian



Ohai! Nona mata jeli

Buka mata buka hati

Jaga laku jaga diri

Maut;ajal, satu kali







_______________________________

@Imron Tohari _ lifespirit 6 July 2011





je·li a 1 elok dan bercahaya (tt mata)





Karakter dasar penciptaan karya puisi pola 4444 ini, didasari :

4 huruf dalam satu kata/kalimat,

4 kata/kalimat dalam satu baris, , ( Di tolerir lebih satu kata, bila kata tadi berfungsi sebagai kata tunjuk tempat : di, ke )

4 baris dalam 1 paragraf/bait/larik,

4 paragraf/bait/larik membentuk 1 alur cerita,

bersanjak rima ( rima berpeluk/berpaut ) pada setiap baitnya.



5) Mati Suri



Pagi! Indonesia yang seri

Duka nian kamu Indonesia

Padi padi jadi bara

Lima sila jadi duri



Pada hati kami kata

Sila jadi meja judi

Para Tuan lupa diri

Jiwa jiwa luka: Kita?



Di Kota juga Desa: Sama

Sana sini gila uang

Meja meja gila Gong

Kini mati suri Indonesia



Di Masjid;Gereja;Pura;Vihara

Nada, sepi gema;bisu

Daun hati yang layu

Tapi, nadi kita Indonesia



_____________________________________

@Imron Tohari _ lifespirit 9 July 2011





Karakter dasar penciptaan karya puisi pola 4444 ini, didasari :



4 huruf dalam satu kata/kalimat,

4 kata/kalimat dalam satu baris, , ( Di tolerir lebih satu kata, bila kata tadi berfungsi sebagai kata tunjuk tempat : di, ke )

4 baris dalam 1 paragraf/bait/larik,

4 paragraf/bait/larik membentuk 1 alur cerita,

bersanjak rima ( rima berpeluk/berpaut ) pada setiap baitnya.





Indonesia; walau lebih dari 4 huruf dalam satu kalimat/kata, bisa di tolerir, sebab Ianya menunjukan dan atau merupakan nama suatu tempat: Negara;Masjid;Gereja;Pura;Vihara



si·la n 1 aturan yg melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa; 2 kelakuan atau perbuatan yg menurut adab (sopan santun); 3 dasar; adab; akhlak; moral: -- dalam Pancasila saling terkait





salam lifespirit!

1 komentar:

  1. Ini dia abang Imron Tohari

    Yang memiliki Formula puisi 4444 ala lifespirit
    Salut bang, :)

    BalasHapus