Kamis, 28 Juli 2011

kumpulan Puisi Mariati Atkah

Beri



Jangan alpa beri aku rasa luka,

Agar aku tak lupa cara mendendam dan mencinta



Beri juga air mata,

Agar aku tak lupa cara menangis dan tertawa



:Sanggalea, 25 Oktober 2010



SURGA NURJANNAH



Nurjannah namamu surga

perempuan liat dengan hati dan jemari baja

Mewangi matahari

parfum terbaik di tubuhmu jelata



Di telapakmu, surga penuh lumpur sawah

dan semesta adalah kebun ketela

Setiap senja

dilambari doadoa yang rebah pada tiap pematang

serta mantra pengusir ulat dan belalang



Lelakimu Sang Maradia*

melampaui waktu berkurung dalam rumah

menyapu,

menyiram bunga,

berbelanja,

memasak,

dan mencuci pakaian anak-anak



Bisik-bisik tetangga berhenti telah lama

Sebab senyummu rekah selalu

"Inilah surga," katamu.



17/11/10

____________________________________________

*Maradia: gelar kebangsawanan suku Mandar



LELAKI YANG MENJADI ANGIN



: tata mandong



Berkali-kali

sesuatu memanggilku datang padamu

menuruni lereng, menggelinding di lembah

menyiulkan desau pada daun

menjadi gemericik tak pernah sunyi,

menjadi kabut yang selalu.

kaukah angin itu?



kaukah angin itu?

yang merelakan kenangan

tersangkut di pepohonan hutan

berkerutkerut

menjadi lumut

seperti keriput

di wajahmu



di wajahmu

bermukim lukaluka

mengering bersama

jejak sepatu anakanak muda

dan petik kecapimu

menempel di batu-batu



Ramma, 111010



DALAM BAYANGBAYANG



(Interpretasi bebas dari lagu In The Shadow-The Rasmus-)



Tetap terjaga.

Tetap terjaga hingga kutemukan jawabnya

Takkan berhenti.

Takkan berhenti sebelum kutemukan penawar luka ini





Terkadang

Aku merasa jatuh dan hilang

Karena

Aku tahu aku dihantui keinginan



Aku:



melihat

menunggu

dalam bayangbayang di seluruh waktuku

mencari

hidup

untuk esok di seluruh hidupku



Mereka berkata

Aku harus belajar membunuh sebelum aku bisa merasa aman

Tapi aku

Memilih bunuh diri dan kembali menjadi budak mereka





Terkadang

Aku merasa seharusnya pergi dan menari bersama petir

Karena

Aku tak ingin diam menunggu keajaiban



Aku berjalan dalam lingkaran, menunggu sesuatu:

rasakan

sentuh

sembuhkan

datang

bawa aku lebih tinggi



Dalam bayangbayang

Aku menunggu



--------------------------------------------------------------------------------------------------Karpethijau, 291210



Akhir Pekan Ini Kita



Melautkan luka pada lampu-lampu

perahu nelayan

Bersampan pada gerimis membadai malam ini

Menggenang kenangan yang segera



Setiap tahun membaru

Kita membiru



Ah...tahun yang basah...



Lae-Lae, 8 Jan 11



PATAKA UJUNG DERMAGA



: r



selepas ombak beringas merenggut pasir dari pesisir

kita terdiam melepas ufuk yang uzur

melenggang pulas menuju kedalaman

mengibarkan kecemasan kelabu

menumbuhkan terumbu

dalam hatiku

dalam hatimu





Lae-Lae, 080111



Anonim 04



pukul 2 tengah malam

selalu membawa bau tubuhmu ke dalam

mulutku



ada sepi yang adalah api menunggu

jam meledakkan dirinya

dalam ususku



sesuatu mawar dalam dadaku

setiap kubaca pekat malam

dimatamu



tidakkah tidakkah tidakkah

kau?



KEPADA JENDELA



Kepada jendela

Teriakkan : Eureka!!!

Lalu melompatlah...

Karena pintu tak lagi membuka





Makassar, Mei 2008



Anonim 02



Pelan-pelan matahari merapuh melepuh membakar tapi juga

Membekukan rasajiwa pada jerat harihari kemarau



Laludia lalusuka lalucinta laluluka laluah lalusaja ada

sakit yang terbiasa terus menanam rindutakbisalupa.



Laluastaga! Cinta tak ada mati rupanya.



22:08:17

20 September 2007



BELAJAR MENGAJI



alif. lam. mim.



kamulah alif itu :

dimana bertumbuh segala sesuatu

kamulah Rahim

muasal segenap jiwa

padamu karam kehambaan diri



kamu lafazkan lam :

lalu muncul makam tanda tanda

semesta fana dan baka

kitab bertulis hayat setiap makhluk

padamu tasbih diuntai tak henti



kamu jadikan mim :

manusia tersebab ia penanggung rahasia

berbiak setelah jatuh dari surga

terberai hingga saatnya dikumpulkan kembali

padamu zikir berdenting ramai dan hening



kamu bebastugaskan pencatat kejadian

kumandang penghabisan

‘inna lillahi wa inna ilaihi raajiun’

amin paling akhir

tanpa selesai aku mengaji-Mu





Bantimurung, 02 02 2011, 02:49



RHOMA IRAMA FOR INDONESIA*



Kau yang mulai kau yang mengakhiri
Kau yang berjanji kau yang mengingkari



Bertahun-tahun lalu menyalak itu lagu

Meraung gitar patah karena gagal bercinta

Jeda hiburan, berita pukul tujuh setelahnya

Siaran pagi di stasiun Radio Republik Indonesia



Setiba hari ini, ramai-ramai kita menyanyikannya di jalanan

Sambil mengusung gambar presiden, gubernur,

dan pejabat negara lainnya



Lupakan Garuda Pancasila!

Nyanyikan saja lagu dangdut, yang merdu merayu

Sebab penguasa lebih suka mengeluh karena tak naik gaji

Sementara kita hanya bisa hidup dari utang,

mengurangi makan atau bunuh diri



Dulu-dulunya mereka menebar janji

Akan menurunkan angka pengangguran, memberantas korupsi,

memerangi kemiskinan, mengatasi generasi kurang gizi

Bulan-bulan merambat ditegakkan dengan berbagai dalih

Janji pecah, seperti periuk belanga terhempas di batu cadas



Bencana-bencana tiba,

Ahmadiyah diserang; mati tiga, yang lain luka-luka

Dan penguasa cuma bilang prihatin sambil menyuruh kita berdoa bersama

Doa yang diulang-ulang, bikin tuhan jadi bosan



Sampaikan kepada para penghuni istana negara

Tak usah repot-repot menutup telinga, jangan khawatir

Kita tak akan memaki, hanya perlu sering-sering bernyanyi

Saling mengingatkan agar tak khilaf lagi di pemilu nanti



Kau yang mulai kau yang mengakhiri
Kau yang berjanji kau yang mengingkari







Bantimurung, 10 Februari 2011





*inspired by: Dian Sastro For President! & Kegagalan Cinta (Rhoma Irama)



Sepasang



Bebek leher panjang

Sepasang

Ketawa

Terjungkal-jungkal



Gadis dan bujang

Sepasang

Mengairmata

Terpingkal-pingkal





Massanra, 260211



(Ani, seandainya kamu berani sedikit saja....)



MENGINTIP MALAM DARI CELAH JENDELA



kegelapan adalah rumah tanpa bohlam

lampu yang menyembunyikan wujud segenap hantu dan setan.

inilah kelam paling lebam

penjaga airmata dan rahasia paradewa.



hitam kental sungguh, meskipun

Orion menerjemahkan diri sebagai

bintangbintang.

jadi biarkan Aether menikam dadanya sendiri

karena malam ini

takada bulan yang tersangkut di pohon cemara.



SAJAK ULANG TAHUN

oleh Mariati Atkah pada 20 Mei 2011 jam 11:14



PERMULAAN



bagiku

kamu adalah setapak

dan aku pejalan kaki

yang lupa cara berkendara di jalan raya



PETUALANGAN



bagiku

kamu adalah perahu

dan aku nelayan

yang tak memilih daratan



PERHENTIAN



bagiku

kamu adalah rumah

dan aku penghuni

yang tak hendak pindah

meski diusir berkali-kali





Selamat ulang tahun, Sayang.

Maaf tidak bisa memberimu apa-apa,

hanya sajak sederhana dan cinta

yang tak punya tanggal kadaluarsa.





Barru, 18 Mei 2011



Lambia, Laki-Laki Yang Menjual Sepasang Kaki



karena menetaskan anak-anak kah

seseorang disebut sebagai orang tua

atau karena rambut yang semakin mendekati

warna kapas paling murni?



anak-anak adalah sepasang bintang

yang menetas dari tempurung lututmu

mereka bercahaya, tinggi, jauh

meninggalkan kau dalam jarak tak terjangkau



di kepala mereka tumbuh pohon kacang

yang bersulur mengecap langit

namun segera pohon itu tumbang

karena pupuk harus dibeli dengan uang



sepasang kaki tak sempurna

-salah satunya lebih pendek dari lainnya

telah kau gadai bersama roda sepeda

mengayuh waktu yang menabung keringatmu

sejak matahari belum menciptakan bayang-bayang

hingga beberapa jam setelah rembang petang



demi mimpi anak lelakimu menjadi karyawan

atau buruh sebuah perusahaan

karena ia tak sanggup lagi mengurusi sawah

dan kebun seluas telapak tangan



demi mimpi anak perempuanmu menjadi bidan

yang sekolahnya perlu uang jutaan

karena ia sudah tak tahan

bergelimang dengan pakaian penuh tambalan



telah menggunduk dalam telinga kau

muntahan keluh anak istri tiap hari

seperti tumpukan dedak dari pipa pembuangan

pabrik penggilingan padi



mengapa kita tak bisa seperti orang lain?

bisa sekolah tinggi

makan teratur tiga kali sehari

dengan lauk bernilai gizi tinggi



mengapa kita tetap tercatat sebagai orang miskin?

meskipun tak henti berusaha

agar keluar dari satu angka statistik negara

yang menjadi alasan pemerintah

terus menambah jumlah hutang

tak terbilang



tapi kau kata tak ada urusan dengan negara

sebab setiap malam

tetap saja

sepasang kakimu

terpincang-pincang

kelelahan melangkah pulang

habis bersenggama dengan

pematang dan

aspal jalanan




Massanra, Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar