Jumat, 29 Juli 2011

0295. JARAK

kuning di putih kertasku dahulu
menghantar riwayat ketika puisi pertama tertuliskan
untukmu yang kukasihi
semakin membiru cinta melumat deru

kau-aku berdua melepas haru
perjumpaan dan wangi kasih yang tetap bersih

kita tunaikan jarak setiap kata-kata lewat genggam jemari

jalan masih teramat panjang untuk ditempuh
dan waktu siapa tahu
dan perduli
uban di rambut kita

cahaya di dapur saat engkau mengaduk kopi
kupagut ranum senyummu sepanjang pintu memasuki warna hari tanpa debu

ketika jarak kelak telah sampai
kita kisahkan ini pada anak cucu
Amin.


Langsa-Indonesia, 27 Juli 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar