: catatlah pelepah iklan di sepanjang jalan iklan, sepoci teh dan sebungkus makanan ringan
tidakkah kau ingin nyanyikan dengan riang.
(1) Pesan pertama keintiman tak seperti iklan.
Simpan pesan, Simpan pesan!
Siapa pula, di ruang tamu memasang jam tayang berminggu-minggu
dalam bilik pesona warna puisi saling bertukar baju
menatah rindu hingga berpuluh kata berpeluh
(Ada sisa keringat mengalir, ia sempat mengumpat kalian penulis puisi atau pemuja setatus birahi!)
Dini hari iklan melambai tak berpesan sesuatu
(2) Keintiman 2 mata di save kantong pelastik iklan.
Dini hari iklan letakkan 2 mata kelaminnya
di kantong pelastik
Big Sale!-Obral-Obral-Obral
dijual seribu satu cara mencapai puncak kenikmatan dan kehormatan yang saling diperebutkan
Untuk apa? Puisai bimbang
Ia gamang dicintai banyak orang.
(3) Berapa sejumplah keintiman tak jadi tersimpan
Puisi diam-diam membongkar rahasia rumah iklan
berapa jam tayang kita bersahabat
belajar mengenal bahasa pasar atau
kesasar menjadi puisi yang turut menyertai gosip para selebrity
iklan, boleh aku minta setatusmu
Ia tempat berbagi rahasia, selalu kita habiskan sebotol bir, satu kelakar mampir di petak kamar
ini bukan perihal keintiman
sepasang jam tayang tak lagi kau simpan dalam usia televisi
tak perlu lambaian tangan
puisi pun pergi meninggalkan sejumlah ingatan atau gosip
buat penyairnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar