Sebening embun menetes dimatamu
Menebarkan bau wangi laksana melati mekar dipagi hari
Kakimu yang memburu terbit matahari merintih resah dan gundah pada tanah-tanah basah
tapi senyummu mencerminkan api nyala,tak kan padam oleh badai yang menghantam jiwa
Samar-samar wajahmu mengalunkan melodi kehidupan
Membiarkan tubuh tergulai lemah melemah tanah
Tanganmu masih menengadah
Dan sesekali kau basuh mukamu pada langit-langit kusam dengan sepercik embun yang menetes dimatamu
sayup mendinginkan api peperangan jiwamu
Sampai daun-daun terperangah menatapmu
Karangan,23 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar