semalam, rambutku tumbuh merambat merayap turun dari ranjang
ia menyusup keluar jendela lalu berlari cepat di jalan raya
ia sampai di pelabuhan tetapi kapal belum saatnya berangkat
rambutku tak sabar, akhirnya ia melompat
ke laut
rambutku menitipkan dirinya pada torawani yang sesekali berenang sesekali terbang
melayang melampaui gelombang
(kau tahu, sirip beningnya itu tak jauh beda dengan sayap malaikat
yang menghampiri Maria dalam hijabnya saat berkabar tentang kedatangan Sang Putra)
adakah ia telah sampai padamu? mudah-mudahan ia tepat waktu
kalau ia terlambat, maafkanlah
ia akan duduk di depan pintu menunggumu pulang sembari mengurut kakinya yang lelah
ia tahu bahwa setiap pukul dua kau akan pulang makan siang
maka tanpa permisi ia masuk lewat lubang kunci
bermaksud memasakkan sayur bunga pepaya dan goreng ikan asin
yang selalu menciptakan bulir-bulir embun di dahimu
serupa butir-butir pasir di pantai Nirwana yang berkilau di bawah matahari
adakah ia telah sampai padamu? mudah-mudahan ia tepat waktu
kalau ia terlambat, maafkanlah
kuharap masih sempat untuk rambutmu rambutku berjalinan menenun mimpi-mimpi
menjadi kain sarung yang akan membuatmu hangat dari kesiur angin barat
di malam musim kemarau seperti ini
sebelum kau lelap dalam tidurmu yang sendiri
sebelum aku lelap dalam tidurku yang sendiri
tidur kita bersama-sama
Bantimurung, 28072011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar