Kamis, 28 Juli 2011

RAMBUT

semalam, rambutku tumbuh merambat merayap turun dari ranjang

ia menyusup keluar jendela lalu berlari cepat di jalan raya

ia sampai di pelabuhan tetapi kapal belum saatnya berangkat

rambutku tak sabar, akhirnya ia melompat

ke laut



rambutku menitipkan dirinya pada torawani yang sesekali berenang sesekali terbang

melayang melampaui gelombang

(kau tahu, sirip beningnya itu tak jauh beda dengan sayap malaikat

yang menghampiri Maria dalam hijabnya saat berkabar tentang kedatangan Sang Putra)



adakah ia telah sampai padamu? mudah-mudahan ia tepat waktu

kalau ia terlambat, maafkanlah



ia akan duduk di depan pintu menunggumu pulang sembari mengurut kakinya yang lelah

ia tahu bahwa setiap pukul dua kau akan pulang makan siang

maka tanpa permisi ia masuk lewat lubang kunci

bermaksud memasakkan sayur bunga pepaya dan goreng ikan asin

yang selalu menciptakan bulir-bulir embun di dahimu

serupa butir-butir pasir di pantai Nirwana yang berkilau di bawah matahari



adakah ia telah sampai padamu? mudah-mudahan ia tepat waktu

kalau ia terlambat, maafkanlah



kuharap masih sempat untuk rambutmu rambutku berjalinan menenun mimpi-mimpi

menjadi kain sarung yang akan membuatmu hangat dari kesiur angin barat

di malam musim kemarau seperti ini

sebelum kau lelap dalam tidurmu yang sendiri

sebelum aku lelap dalam tidurku yang sendiri



tidur kita bersama-sama





Bantimurung, 28072011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar