Jumat, 29 Juli 2011

HARU BIRU

HARU BIRU
oleh Lingsir Wengi Guntono


ilalang di wajahku

sebanyak cendawan di sudut cawan

petik bintang itu

tanpa luka tubuh perawan





seperti tilam yang merayu angin semalam

tiada lagi waktu sembunyi di kolong jembatan

tiada lagi hiruk pikuk mata lebam

tiada lagi belati yang merimba kesepian





setelah rembulan membilas keluh

lentera berdiang padanya tanpa peluh

apinya pelita bukan luka pada bara

api dan rembulan betapa mesranya





melukismu malam ini

bukanlah sendiri

secawan kita telah membunuh sunyi





Liweng-Gun, Kota Angin Utara, 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar